Persemaian Bakau Rhizophora apiculata PERSEMAIAN-HUTAN KALIMANTAN: Persemaian Bakau Rhizophora apiculata Persemaian Bakau Rhizophora apiculata | Persemaian PERSEMAIAN-HUTAN KALIMANTAN: Persemaian Bakau Rhizophora apiculata

Persemaian Bakau Rhizophora apiculata


Persemaian Bakau yang sederhana Umumnya persemaian dan pembibitan jenis bakau ini dilakukan mendekati tempat tumbuhnya dan benih langsung disemaikan sekaligus disapih pada kantong plasti


Bakau (Rhizophora apiculata Bl.)

Sebaran tumbuh 
Rhizophora apiculata 
Aceh, Sumatera Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Seluruh Jawa, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Seluruh Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara Timur, Irian Jaya.

Musim buah
Rhizophora apiculata   
Pohon bakau berbuah tiap tahun, namun waktunya tidak bersamaan untuk setiap tempat. Umumnya berbuah pada bulan Juli – Desember, untuk daerah pantai utara Jawa berbuah lebat pada bulan Januari – Maret.

Pengumpulan benih
Rhizophora apiculata  
Tegakan Rhizophora apiculata Bl. Hidup diantara pertemuan laut dan daratan yang umumnya dikenal sebagai daerah ekoton atau disebut pula sebagai zonasi proksimal, yaitu terdekat dengan laut.    Kondisi yang demikian cukup sulit dalam pengumpulan benihnya, karena benih umumnya terbawa oleh arus laut, sehingga pengumpulan benih dilakukan dengan cara memanjat pohon induk dan  mengunduhnya. Tanaman berumur 8 tahun sudah dapat dijadikan pohon induk.    Ciri buah matang adalah ditandai dengan perubahan, serta keadaan dimana hampir lepasnya buah dari bonggolnya. Buah matang ditandai dengan warna kotiledon merah dengan hijau kecoklatan.    Benih yang sudah diunduh dikumpulkan, kemudian dilakukan seleksi dan sortasi yaitu memilah benih yang sehat dan masak yang ditandai oleh warna kotiledon coklat kemerahan atau kekuningan, kokoh serta bebas dari hama penyakit maupun luka mekanis. Ukuran benih bakau ini cukup besar sehingga dalam 1 kg benih terdapat ± 46 benih.

Ekstraksi benih
Rhizophora apiculata  
Ciri khusus famili Rhizophoraceae diantaranya adalah vivipar, yaitu bunga dibuahi menjadi buah, biji akan tumbuh secara kontinyu tanpa dormansi dan akar berkembang diikuti oleh perpanjangan hipokotil dari bawah. Proses vivipari ini berlanjut menjadi hipokotil, dan hipokotil inilah yang disebut benih, dengan ukuran yang cukup besar yaitu panjang hipokotil antara 15 – 30 cm. Untuk itu kegiatan ekstraksi tidak perlu dilakukan, namun    perlu    dilakukan    sortasi    berdasarkan    warna    danb kesehatannya.

Penyimpanan benih
Rhizophora apiculata   
Benih bakau termasuk kelompok benih rekalsitrant atau benih yang sulit untuk disimpan, kadar air benih segar adalah 54,14%, namun dapat diturunkan hingga 31,5% dan benih mampu berkecambah dengan baik. Benih rhizophora mampu disimpan hingga 4 minggu dalam media simpan serbuk gergaji diruang AC, dengan daya kecambah tetap 100% dan kadar air rata-rata 45,54%

Perkecambahan 
Rhizophora apiculata  
Perkecambahan benih diluar habitatnya dilakukan dengan cara sebagai berikut, benih disemaikan dalam media campuran tanah, kompos dan pasir dengan perbandingan 1 : 1 : 1.    Ukuran polybag yang digunakan tinggi 20 cm dan diameter 15 cm.  Karena media yang digunakan tanah darat, maka media perlu disiram dengan air garam.    Penyiraman dilakukan pada awal penyemaian dengan konsentrasi 2,5%.    Sedangkan dalam pemeliharaan dilakukan penyemprotan dengan menggunakan pupuk cair mass mikro (bahan aktif N 15%, P205 15%, K2O 15%, 5g.S.Fo.Bo.Co.Cu.Mn.Zn dan vitamin) dengan dosis 2 ml tiap 1 liter air, penyemprotan dilakukan awal penyemaian dan setiap 1 minggu sekali selama 4 minggu.    Rata-rata benih mulai keluar tunas daun pada hari ke 35-45 setelah disemai.    Namun perakaran keluar setelah disimpan selama 1 minggu dan tidak mempengaruhi kecepatan keluarnya daun.

Pencegahan Hama dan Penyakit  

hasil identifikasi hama pada Rhizophora sp di kawasan Angke, Kapuk (DKI-Jakarta) ditemukan hama Zeuzera conferta (Cossidae, Lepidoptera), Cara pengendaliannya adalah dengan pemangkasan, penjarangan yaitu bertujuan menciptakan kondisi lingkungan yang tidak disukai oleh serangga hama. Selain itu umumnya ditemukan hama laba-laba, cara pengendalian untuk hama ini adalah dengan menanam vegetasi (rumput, waru, ketapang) dan memasang bambu perangkap. Hama lain yang menyerang jenis bakau ini adalah Planococcus lilamus, Coccus hesperium L, Cerococcus sp, Aulacopsis sp, Chionapsis dan Chrysomphalus    ficcus,    penanggulangannya    adalah    dengan menggunakan insektisida Florbac Fc dan Azodrin 15 WSC. 

Persemaian  
Rhizophora apiculata 
Umumnya persemaian dan pembibitan jenis bakau ini dilakukan mendekati tempat tumbuhnya dan benih langsung disemaikan sekaligus disapih pada kantong plastik (ukuran 15 x 20 cm) yang telah berisi media (campuran lumpur dan pasir, 2 : 1). Bedeng sapih berukuran 1 x 5 m atau 1 x 10 m dengan arah utara selatan dan diberi naungan dengan intensitas 50 % setinggi 1 m. Sebaiknya lokasi penyapihan terendam pada saat air pasang dengan frekwensi 20 kali/bulan.


Sumber : Atlas Benih Tanaman Hutan Indonesia, Balai Teknologi Perbenihan, Departemen Kehutanan R.I