PENYEBARAN DAN TEMPAT TUMBUH
DIPTEROCARPACEAE
A. Penyebaran
Dipterocarpaceae
Famili Dipterocarpaceae memiliki tiga sub famili yaitu Dipterocarpaceae,
Pakaraimoideae dan Monotoideae. Penyebarannya cukup luas mulai dari Afrika,
Seychelles, Srilangka, India, China hingga ke wilayah Asia Tenggara (Burma,
Thailand, Malaysia, Indonesia). Jumlah jenisnya yang sudah tercatat adalah 512
jenis dari 16 genus.
Sub famili Pakaraimoideae, pertama kali dijumpai di Guyana Selatan pada
ketinggian tempat dari 0 - 1800 m dpl. Marga yang termasuk sub famili ini
antara lain Pakaraimoideae. Selanjutnya sub famili Monotoideae, penyebarannya
terbatas di Afrika dan Madagaskar. Sub famili terdiri terdiri dari dua marga yaitu
Monotes A.Dc. dan Margueria Gilg. Marga Monotes memiliki 36 jenis pohon dan
marga Margueria memiliki jenis pohon lebih sedikit.
Diantara sub famili tersebut di atas yang terpenting adalah Dipterocarpaceae,
karena memiliki jumlah jenis yang banyak dan diantaranya banyak yang
diperdagangkan. Sub famili ini memiliki 13 genus dan 470 jenis, diantaranya 9
genus terdapat di Indonesia yaitu Shorea, Dipterocarpus, Dryobalanops, Hopea,
Vatica, Cotylelobium, Parashorea, Anisoptera dan Upuna. Adapun jumlah jenis
dan penyebarannya di Indonesia disajikan pada Tabel 1. Sedangkan untuk
beberapa jenis pohon perdagangan Dipterocarpaceae tertera pada Tabel 2.
Secara alam jenis-jenis Dipterocarpaceae merupakan hutan alam campuran dan
relatif masih sedikit yang sudah dibudidayakan dalam bentuk hutan tanaman
murni. Penyebaran potensi hutan alamnya di Indonesia masih merupakan data
sementara, karena belum ada inventarisasi secara menyeluruh.
Di Sumatera diperkirakan masa kayu hutan alam Dipterocarpaceae campuran
dengan dominasi genus Shorea, Hopea, Anisoptera, Vatica dan Dipterocarpus
tidak kurang dari 40 – 100 m3 per ha. Di Kalimantan bagian Timur kurang lebih
45 – 160 m3 per ha dan di Kalimantan bagian Tengah dan barat kurang lebih 30
– 100 m3 per ha. Di Sulawesi masa kayu Dipterocaepaceae didominasi Hopea
dan Vatica yaitu kurang lebih 30 – 45 m3 per ha. Di Maluku masa kayu
Dipterocarpaceae besarnya hampir sama dengan Kalimantan dan Sumatera yaitu
kurang lebih 120 m3 per ha dan didominasi oleh Shorea selanica. Sedangkan di
Papua masa kayu Dipterocarpaceae di dominasi oleh Vatica yang bercampur
dengan jenis-jenis Pomatia sp dan Intsia sp, yaitu kurang lebih 60 m3 per ha.