Dryobalanops aromatica Gaerth (Kapur singkil).
Ciri khas adalah batang berwarna coklat kebiruan, tajuk berdaun lebat, kulit kalau
dilukai berbau kapur barus, daun kecil, bulat telur, berujung runcing, kalau
diremas bau aromatis.
Pohon tinggi mencapai 48 m, diameter 70 cm atau lebih, berbanir setinggi ± 2 m.
Batang sedkit beralur, mengelupas besar, kulit hidup berwarna kuning sampai
merah. Damar berwarna putih jernih. Daun kecil, panjang sekitar 6 – 10 cm,
lebar 4 – 6 cm, daun kering berwarna kemerahan, urat sekunder sangat halus,
sejajar sangat rapat, hampir tidak kelihatan.
Dryobalanops beccarii Dyer (Kapur keladan).
Pohon besar, tinggi 40 m atau lebih, diameter mencapai 80 cm, berbanir. Batang
luar berwarna abu-abu kekuningan, tidak beralur, mengelupas besar, kulit hidup
berwarna kuning. Daun bentuk jorong memanjang, ujung meruncing, panjang 7
– 9 cm, lebar 2 – 3,5 cm, urat sekunder halus sejajar sangat rapat. Tangkai daun
± 1 cm.
Terdapat di Kalimantan, dalam hutan primer, pada tempat datar, atau miring,
ketinggian 25 – 175 m dpl.
Dryobalanops fusca Sloot (Kapur empedu).
Ciri khas dengan batang sangat besar serta lurus, tajuk berwarna abu-abu
kecoklatan.
Pohon, tinggi sampai 50 m, diameter 75 cm. Batang beralur tidak dalam,
mengelupas kecil-kecil dan tipis, kulit hidup berwarna kemerahan atau kuning.
Daun bulat telur memanjang, ujung meruncing, panjang 7 – 10 atau 14 cm, lebar
2 – 3,5 cm atau 7 cm, permukaan bawah kekuningan, urat sekunder halus sejajar
sangat rapat. Tangkai ± 1 cm.
Tumbuh pada hutan primer dataran rendah, ketinggian 5 – 10 m dpl, terdapat di
Kalimantan Barat.
Dryobalanops lanceolata Burck (Kapur tanduk).
Pohon, tinggi sampai 50 m, diameter 100 cm atau lebih, berbanir. Batang
berwarna abu-abu kecoklatan sampai merah tua atau kadang agak kehitaman,
kulit hidup berwarna coklat atau kuning kemerahan. Damar berwarna putih.
Daun bentuk lonjong memanjang, ujung meruncing, pangkal membulat, panjang
12 – 16 cm, lebar 2,5 – 4 cm, agak tipis. Tangkai panjang 1 – 1,5 cm. Tumbuh
di Kalimantan, dalam hutan primer, pada dataran rendah atau perbukitan sampai
150 m dpl.
Dryobalanops oblongifolia Dyer (Kapur petanang).
Pohon, tinggi 15 – 40 m, diameter sampai 70 cm atau lebih, berbanir. Batang
berwarna abu-abu sampai coklat tua, mengelupas besar-besar, beralur, kulit
hidup warna kuning atau coklat muda. Damar warna putih. Daun lonjong atau
bulat telur memanjang, panjang 6 – 8 cm, lebar 2 – 3 cm, ujung meruncing,
panjang akumen (ujung daun) ± 1 cm, pangkal membulat, permukaan atas
mengkilap, urat sekunder sangat halus, hampir sejajar dan rapat. Tangkai
pendek dan tebal, panjang ± 1 cm.
Terdapat di Kalimantan, dalam hutan primer, dataran rendah, ketinggian sampai
50 m dpl, tumbuh berkelompok.
Dryobalanops occarpa V.Sl (Kapur sintuk).
Pohon dapat mencapai tinggi 40 m lebih, batang bebas cabang 15 – 30 m dan
diameter 70 cm lebih. Tinggi banir 2,5 m.
Batang kulit luar berwarna coklat hingga coklat tua dan kadang-kadang abu-abu,
mengelupas kecil-kecil. Tebal kulit 1 – 6 mm.
Daun berbentuk ellips dengan ujungnya yang meruncing. Rata-rata panjangnya 7
– 10 cm dan lebar 2 – 3,5 cm. Tulang daun sekunder sangat halus dan sejajar
sangat rapat serta panjangnya 1 cm.
Buah berbentuk bulat telur dengan ujung yang meruncing. Panjang buah 1,5 cm
dan diameter 1 cm, mempunyai 2 sayap. Panjang sayap buah 8 – 10 cm dan
lebar 1 – 1,5 cm berbentuk seperti garis, ujung membulat, menyempit kearah
pangkal.
Pohon ini banyak dijumpai di hutan primer Kalimantan secara terpencar-pencar.
